Jabal magnet di banyumas

http://2.bp.blogspot.com/-pS6C-zlqVRk/Ta1ApiSMvBI/AAAAAAAAGE4/4ziT0zSycyQ/s1600/jabal%2Bmagnet.jpg
Di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, atau tepatnya di area Balai Besar Pembibitan Ternak Sapi Perah inilah, daya tarik magnet cukup terasa.

Kekuatan daya tarik magnet ini bahkan bisa menarik mundur hampir semua jenis kendaraan roda empat, meski kondisi mesin dimatikan. Kekuatan daya tarik magnet terlihat cukup besar, dengan dibuktikan laju kendaraan pada jalan yang cukup menanjak ini.

Beberapa warga yang mencoba mematikan mesin mobilnya kemudian turun dari mobil dibuat terkejut, saat mobil miliknya bisa melaju mundur sendiri. Mereka pun mengejar mobilnya karena takut menabrak saat mobil melaju tanpa pengemudi. Kekuatan daya tarik magnet ini sendiri berada di tengah jalan dengan panjang sekira 200 meter.

Banyak warga setempat yang biasa melewati jalan ini mengaku baru tahu jika jalan tersebut mengandung daya tarik magnet. Karena penasaran, merekapun akhirnya mencoba membuktikan sendiri dengan menggunakan sepeda motornya.

“Walah Mas, saya baru tahu jika jalan ini mengandung daya tarik magnet,” ujar Warjono, warga setempat di Banyumas, Minggu (17/4/2011).

Sementara menurut Agus Catur (45), warga yang menemukan lokasi daya tarik magnet ini mengatakan, dirinya saat itu sedang memarkirkan mobilnya tanpa menggunakan rem tangan. Namun dia terkejut saat mobilnya tiba-tiba mundur padahal jalan cukup menanjak.

“Saat itu saya sedang memarkir mobil saya tanpa rem tangan, eh…tiba-tiba mobil mundur sendir. Padahal jalan cukup menanjak. Ini persis di Jabal Magnet Madinah saat saya pergi haji waktu itu,” ujar Agus Catur.

Meski terbukti mempunyai daya tarik magnet, namun kebenarannya belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Warga berharap, jika jalan ini benar-benar mempunyai daya tarik magnet, mereka meminta agar Pemerintah Kabupaten Banyumas bisa menjadikan sebagai obyek wisata.


|okezone| 

Ilmuwan membantah adanya fenomena medan magnet raksasa di Banyumas, Jawa Tengah. Peristiwa bergeraknya kendaraan seperti ditarik ke arah atas sebuah 'tanjakan' di jalan kecil itu bukan karena magnet, melainkan ilusi gravitasi.

"Ini hanya ilusi optik atau ilusi gravitasi," kata pakar geologi dari Universitas Soedirman Purwokerto, Muhammad Azis, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Selasa 19 April 2011.

Azis saat ini masih berada di lokasi yang menghebohkan warga itu, di Desa Limpakus, Kecamatan Sumbang. Lokasi yang menghebohkan ini adalah sebuah jalan kecil yang bersanding dengan wilayah lembah atau jurang kecil.

Bila disusur dari arah utara ke selatan, secara kasat mata jalan kecil ini terlihat seperti sebuah tanjakan di arah selatan. Nah, saat mobil atau motor yang tidak dinyalakan mesinnya berdiri di atas lokasi itu, keduanya bergerak ke arah puncak tanjakan. Seperti ditarik oleh sesuatu.

Azis melakukan dua percobaan sederhana di lokasi itu. Pertama, percobaan mendasar yakni dengan menggunakan alat bantu arah mata angin, kompas. Kompas yang digunakan di lokasi itu tidak terganggu sama sekali.

Menurut Azis, bila di lokasi itu ada medan magnet raksasa, maka jarum pada kompas akan bergerak kacau tidak beraturan. "Tapi ini tidak, kompasnya normal," kata Azis. Dengan kompas ini sebenarnya sudah cukup bukti bahwa di lokasi itu tidak ada medan magnet.

Azis mencoba melakukan percobaan sederhana kedua. Dia melempar botol air mineral plastik ke arah utara. Botol itu ternyata jatuh ke arah selatan. "Ini artinya, di lokasi itu sebenarnya bukan tanjakan, tapi turunan," kata pria yang juga pakar Petrologi Mineralisasi ini.

Ternyata, lokasi yang terlihat seperti tanjakan itu sebenarnya adalah turunan. Azis pun meneliti kemiringan di lokasi itu. "Benar, di situ adalah turunan dengan kemiringan atau elevasi 2 derajat," ujar dia. Kemiringan 2 derajat itu berada sepanjang sekitar 18 sampai 20 meter. Fenomena ilusi gravitasi atau ilusi optik ini juga terjadi di Gunung Kelud, Jawa Timur.

Meski demikian, Azis mengakui batuan di lokasi itu memang memiliki sifat magnetik. "Permukaan batuan di sini memang terdiri dari lava andesit. Itu memiliki sifat magnetik," ujar pria lulusan pascasarjana Institut Teknologi Bandung ini|vivanews| 

Komentar